Minggu, 23 Maret 2014

Penghapusan Mata Pelajaran TIK Melemahkan Kemampuan Siswa

Penghapusan mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada kurikulum 2013 di tingkat SMP dan SMA, menuai protes. Tidak hanya dari kalangan guru-guru pengajar TIK di sekolah-sekolah, namun juga dari forum yang konsen pada perkembangan TIK.

Salah satu protes dilontarkan Forum Telematika Kawasan Timur Indonesia. Menurut ketuanya, Hidayat Nahwi Rasul, penghapusan mata pelajaran TIK berpotensi membuat anak-anak Indonesia kian konsumtif dan melemahkan kemampuan siswa untuk produktif dan menguasai TIK di era teknologi informasi dan komunikasi.

"Ini sebuah fakta yang menunjukkan bahwa betapa negara membiarkan tunas bangsanya untuk tidak bisa produktif dan siap bersaing dengan bangsa-bangsa lain," ujar Hidayat, Kamis (13/6).

Menurut Hidayat, mata pelajaran TIK seharusnya diperkaya. Pengayaan itu bukan hanya pengetahun teknis belaka, tapi materi tentang media sosial, UU Informasi Transaksi Elektronik (ITE), bagaimana berinternet sehat, mengembangkan industri kreative melalui internet, bagaimana membuat blog, web, email, dan etika berbagi (sharing) di dunia maya.

Saat ini, ia menjelaskan, yang terjadi justru generasi muda pada umumnya menggunakan teknologi informasi terjebak pada hal-hal negatifnya. Maka muncullah pornografi, kekerasan, dan kejahatan siber. "Nah sekarang di kurikulum 2013 nanti justru dihapuskan mata pelajarannya. Ini menyedihkan. Di mana tanggungj awab negara," ujarnya.

Forum Telematika KTI pun kini gencar melakukan aksi mencari dukungan untuk gerakan menolak penghapusan mata pelajaran TIK pada kurikulum SMP-SMA 2013. Kampanye tersebut, saat ini sedang berjalan dan telah mengumpulkan puluhan dukungan dari berbagai kalangan dan wilayah.

http://www.republika.co.id tanggal 23 Maret 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tolong tuliskan komentar dengan bahasa yang sopan