Penghapusan mata pelajaran Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK) pada kurikulum 2013 di tingkat SMP dan SMA, menuai
protes. Tidak hanya dari kalangan guru-guru pengajar TIK di
sekolah-sekolah, namun juga dari forum yang konsen pada perkembangan
TIK.
Salah satu protes dilontarkan Forum
Telematika Kawasan Timur Indonesia. Menurut ketuanya, Hidayat Nahwi
Rasul, penghapusan mata pelajaran TIK berpotensi membuat anak-anak
Indonesia kian konsumtif dan melemahkan kemampuan siswa untuk produktif
dan menguasai TIK di era teknologi informasi dan komunikasi.
"Ini
sebuah fakta yang menunjukkan bahwa betapa negara membiarkan tunas
bangsanya untuk tidak bisa produktif dan siap bersaing dengan
bangsa-bangsa lain," ujar Hidayat, Kamis (13/6).
Menurut
Hidayat, mata pelajaran TIK seharusnya diperkaya. Pengayaan itu bukan
hanya pengetahun teknis belaka, tapi materi tentang media sosial, UU
Informasi Transaksi Elektronik (ITE), bagaimana berinternet sehat,
mengembangkan industri kreative melalui internet, bagaimana membuat blog, web, email, dan etika berbagi (sharing) di dunia maya.
Saat
ini, ia menjelaskan, yang terjadi justru generasi muda pada umumnya
menggunakan teknologi informasi terjebak pada hal-hal negatifnya. Maka
muncullah pornografi, kekerasan, dan kejahatan siber.
"Nah sekarang di kurikulum 2013 nanti justru dihapuskan mata
pelajarannya. Ini menyedihkan. Di mana tanggungj awab negara," ujarnya.
Forum
Telematika KTI pun kini gencar melakukan aksi mencari dukungan untuk
gerakan menolak penghapusan mata pelajaran TIK pada kurikulum SMP-SMA
2013. Kampanye tersebut, saat ini sedang berjalan dan telah mengumpulkan
puluhan dukungan dari berbagai kalangan dan wilayah.
http://www.republika.co.id tanggal 23 Maret 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tolong tuliskan komentar dengan bahasa yang sopan