Rabu, 26 Maret 2014

KIAT MENUNTUT ILMU YANG BERKAH

Rasulullah Saw. bersabda, “Setiap sesuatu ada jalannya, dan jalan menuju surga adalah ilmu”. Kalau ilmu diibaratkan jalan menuju surga, maka kondisi ilmu sebagai jalan juga bermacam-macam. Ada ilmu yang bisa menjadi jalan yang baik, cepat dan bebas hambatan—atau jalan tol—ada juga ilmu yang justru menjadi jalan terjal dan rusak. Ini adalah jalan yang membahayakan.
Ilmu yang bisa menjadi jalan yang baik adalah ilmu yang bermanfaat dan berkah. Ilmu semacam inilah yang akan membuahkan kebajikan dan kebahagiaan bagi pemiliknya secara khusus, dan bagi umat secara umum baik di dunia maupun di akhirat. Dengan keberadaan ilmu semacam ini, kehidupan menjadi indah dan menyenangkan laksana surga. Ilmu yang akan bermanfaat dan membawa berkah adalah ilmu yang diperoleh dengan etika dan cara-cara yang benar. Sebaliknya, ilmu yang tidak disertai dengan etika hanya akan menjadi bencana.

Minggu, 23 Maret 2014

Hakikat Kebaikan Adalah Kesuksesan

Kenapa orang yang baik itu sering kali tampak tak menonjol, orang baik itu sulit untuk sukses? Sebenarnya orang yang baik pun tidak akan sukses karena dia tidak tahu bagaimana kebaikan itu menguatkannya. Karena kebanyakan dari mereka malah mengunci keberhasilan mereka dengan mengatakan bahwa bila ia bertindak jujur akan sulit untuk sukses, Maka bagaimana seseorang yang masih mempercayai hal tersebut mampu berhasil dengan kebaikan yang ia lakukan. Padahal Allah SWT mengajarkan hakikat kesuksesan bagi seorang muslim adalah kebaikan. Sudah lupakah kita akan fitrah ini, atau kita mulai mengingat kembali fitrah ini.
Setiap orang itu akan menghadapi kematian dan sesungguhnya pada hari kiamatlah disempurnakanlah balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka itulah kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.” (QS. Al Imran: 185)

Penghapusan Mata Pelajaran TIK Melemahkan Kemampuan Siswa

Penghapusan mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada kurikulum 2013 di tingkat SMP dan SMA, menuai protes. Tidak hanya dari kalangan guru-guru pengajar TIK di sekolah-sekolah, namun juga dari forum yang konsen pada perkembangan TIK.

Salah satu protes dilontarkan Forum Telematika Kawasan Timur Indonesia. Menurut ketuanya, Hidayat Nahwi Rasul, penghapusan mata pelajaran TIK berpotensi membuat anak-anak Indonesia kian konsumtif dan melemahkan kemampuan siswa untuk produktif dan menguasai TIK di era teknologi informasi dan komunikasi.

"Ini sebuah fakta yang menunjukkan bahwa betapa negara membiarkan tunas bangsanya untuk tidak bisa produktif dan siap bersaing dengan bangsa-bangsa lain," ujar Hidayat, Kamis (13/6).