Minggu, 30 November 2014

Fenomena Facebook : Manfaat dan Mudharat

Dewasa ini siapa yang tidak mengenal facebook? Sebuah situs pertemanan yang dipopulerkan pada tahun 2004 oleh Mark Zuckerberg seorang mahasiswa “drop out” Universitas Harvard, Amerika Serikat ini memang kini telah menjadi sebuah fenomena sosial tersendiri dalam masyarakat Indonesia.

Pada awalnya facebook tidak banyak dilirik oleh para pengguna internet di Indonesia. Keberadaannya masih tertutupi oleh situs pertemanan lainnya, seperti Friendster dan MySpace. Namun mulai akhir 2007, facebook mulai mendapat perhatian dari masyarakat. Hingga pada tahun 2008, jumlah pengguna facebook meningkat hingga 645% dari tahun sebelumnya (atau sekitar 0,4% dari penduduk Indonesia yang berjumlah 237 juta jiwa). Bahkan berdasarkan data terkahir pada tanggal 29 Mei 2009, jumlah facebookers—sebutan bagi para pengguna facebook—mencapai angka 3,205,660 orang atau 1,68% dari total pengguna facebook di seluruh dunia. 

Angka tersebut cukup fantastik, terlebih angka tersebut turut mengantarkan Indonesia sebagai negara dengan pengguna facebook terbanyak di Asia Tenggara. Maka tidak heran bila akhirnya Budi Putra—mantan editor Harian Tempo—menyebut bahwa Indonesia saat ini adalah “The Republic of Facebook” sebagai headline yang dirilis olehCNET Asia portal IT terkemuka di Asia pada awal bulan Januari 2009.

Bila dibandingkan dengan situs-situs pertemanan yang telah terlebih dahulu popular, seperti Friendster, facebook lebih banyak menjaring pengguna dari berbagai kalangan. Tidak hanya kalangan remaja, pelajar dan mahasiswa, tetapi juga hingga para pengusaha, politikus, pejabat, artis, hingga tokoh nasional, seperti Amin Rais, Din Syamsyudin, bahkan Sri Sultan Hamengkubuwono.

Hal tersebut tidak terasa aneh melihat tampilan yang ditawarkan oleh facebook yang terkesan ‘dewasa’ dan fitur-fitur yang terkesan eksklusif, sehingga facebook dirasa cocok dengan image serius serta elegan para penggunanya dari kalangan orang dewasa, terutama para pejabat.

Pertumbuhan facebook yang cukup fenomenal ini pun pada akhirnya banyak menimbulkan reaksi dari banyak pihak. Ada pihak yang merasa diuntungkan dengan adanya facebook, ada yang merasa biasa saja, hingga ada yang menolak adanya facebook. Sebagai contoh bagaimana MUI Jawa Timur akhirnya mengeluarkan fatwa haram terhadap penggunaan facebook, karena dianggap facebook telah banyak membawa kemudharatan dan banyak disalahgunakan.

Namun seiring berjalannya waktu, selayaknya anjing menggonggong, khafilah berlalu, imbauan haram facebook tersebut seolah tidak lagi menjadi penting untuk diperhatikan. Bahkan kini penggunaan facebook seolah menjadi komoditas primer bagi sebagaian masyarakat Indonesia.

Melihat fenomena ini, tanpa bermaksud menyudutkan atau mempersalahkan salah satu pihak, penulis berupaya untuk memaparkan mengenai bagaimana dampak positif dan negatif yang ditimbulkan oleh penggunaan facebook tersebut.

Sebagai permulaan, penulis berupaya untuk memaparkan bagaimana facebook dapat memberikan manfaat bagi para penggunanya. Sebut saja manfaat yang paling nyata dan terlihat, facebook sebagai sebuah media komunikai dan silahturahmi. Dengan facebook, kita tetap dapat berkomunikasi dengan orang lain, keluarga, teman walaupun terpisahkan jarak yang jauh. Dengan facebook, kita dapat bertemu dengan teman-teman lama kita. Atau bahkan dengan facebook, kita dapat menambah teman-teman kita dan tidak terbatas pada jarak, Negara, ataupun benua.

Selain sebagai media komunikasi, facebook juga dimanfaatkan sebagai media eksistensi diri. Melalui fitur-fiturnya pengguna facebook dimanjakan untuk mengekspresikan apapun tentang dirinya, gagasan, pemikiran, bahkan perasaan.

Facebook juga merupakan media yang dapat digunakan untuk bertukar pikiran atau mendapatkan informasi-informasi baru. Sebagai contoh, kita perlu merasa mengeluarkan apa yang mengganjal dalam pikiran atau kita memerluka informasi tentang sesuatu, maka kita tinggal menulisnya dalam status kita, maka akan banyak teman kita yang member respon.

Melalui fitur-titurnya, seperti pages atau group, facebook dapat dimanfaatkan sebagai media promosi usaha atau kegiatan yang kita selenggarakan. Selain itu, melalui facebook, kita dapat dengan mudah mengkampanyekan suatu gagasan atau pemikiran, atau bahkan kampanye politik. Sebagai contoh, adanya pages atau group tentang ‘Say No to Free Sex’, Group partai-partai tertentu, hingga penolakan terhadap tokoh-tokoh tertentu, seperti Say No to ‘salah atu tokoh calon presiden’.

Mungkin uraian di atas adalah sekilas mengenai manfaat facebook. 

Selanjutnya, penulis akan mencoba untuk menguraikan beberapa dampak negatif dari facebook.

Pertama, penggunaan facebook berakibat pada penurunan produktifitas kerja dan belajar. Banyak karyawan atau pelajar yang menggunakan waktunya untuk meng-update status, menulis wall, atau men-tag foto, disela-sela waktu kerja atau belajarnya. Bahkan sebuah media melansir, sebuah perusahaan di Australia mengalami kerugian mencapai 50 juta dollar, karena penurunan kinerja karyawannya akibat penggunaan facebook.

Sudah banyak upaya pemblokiran facebook yang dilakuka guna mengurangi dampak ini. Namun sekali lagi, teknologi memfasilitasi melalui fasilitas dalam Blackberry ataupun telepon seluler.

Kedua, meskipun dikatakan bahwa facebook telah menggunakan sistem penyaringan informasi yang memungkinkan tidak adanya suatu tindakan negatif, pada kenyataannya facebook masih banyak disalahgunakan sebagai media untuk menghimpun kegiatan-kegiatan negatif, seperti melalui pages atau group.

Ketiga, facebook dapat mempengaruhi kesehatan biologis penggunanya. Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan di Biologist, jurnal terbitan The Institute of Biology, Inggris, paparan dari Dr Aric Sigman memberikan gambaran bahwa kebiasaan interaksi melalui situs pertemanan, seperti facebook, dapat mengurangi kegiatan sosialisasi antar manusia di kehidupan nyata. Hal ini kemudian akan berdampak pada sisi-sisi biologis manusia. 

Beberapa diantaranya adalah mengubah alur kerja gen, menghambat respons sistem imun, tingkat hormon, dan fungsi arteri serta memengaruhi kondisi mental. Pada akhirnya, hal tersebut akan berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan seperti kanker, strok, penyakit jantung dan dementia (kelainan jiwa). 

Penelitian ini masih diperdebatkan, karena banyak yang beranggapan bahwa yang menyebabkan gangguan kesehatan bukanlah facebooknya melainkan penggunaan komputer dalam waktu lama.

Keempat, yang mungkin menjadi dampak negatif yang utama dari penggunaan facebook adalah tergantinya kehidupan sosial sebagai akibat dari pola komunikasi yang terganggu.

Pada kondisi yang mencapai tahap mencandu, pada akhirnya membuat sesorang seolah terkurung dalam dunianya yang dibuatnya sendiri hingga pada akhirnya kehidupan sosial yang sesungguhnya menjadi terlupakan. Layaknya pepatah bagai katak dalam tempurung.

Dengan menjamurnya facebook dan semakin banyak media yang memfasilitasinya, seperti telepon selular membuat sebagian orang sibuk sendiri dengan handphone-nya untuk update status atau memberi komentar atau menulis wall dihalaman Facebook temannya. Tidak jarang kita temui di tempat umum, orang sibuk dengan telepon seluler-nya walaupun saat itu dia sedang berjalan dengan teman-temannya. 

Situs-situs pertemanan yang semakin menjamur, termasuk facebook, pada akhirnya semakin mebelenggu manusia dalam kesenangan pribadi yang individual. Situs-situs pertemanan tersebut bukannya menjadi alat untuk mempertinggi sebuah hubungan, namun malah mengurangi makna pentingnya komunikasi itu sendiri. Kemampuan sosialisasi manusia makin terkikis. Frekuensi tatap muka, ekspresi muka, dan bahasa tubuh mulai tergantikan dengan rentetan kata-kata.

Dari beberapa dampak buruk yang telah disebutkan tersebut, yang paling berbahaya adalah perubahan kondisi mental. Sebagai contoh nyata adalah kasus yang terjadi di London, Inggris. Bagaimana seorang pria bernama Edward Richardson tega membunuh mantan istrinya hanya karena kasus sepele, yaitu si mantan istri mengganti status relationshipnya menjadi ‘single’. Kejadian ini merupakan bukti bagaimana bahasa virtual ternyata sudah mampu mempengaruhi kondisi kejiwaan seseorang.

Terlepas dari plus minus tersebut pada akhirnya kesemuanya adalah pilihan masing-masing orang untuk menyikapinya. Namun yang harus diperhatikan adalah, Facebook hanyalah benda mati yang tidak harus diperdebatkan dan dioersalahkan. Facebook hanyalah fasilitas hasil dari sebuah teknologi yang dapat memberi dampak positif bila kita mampu memanfaatkannya sesuai kebutuhan, dan menjadi negatif bila kita menggunakannya tidak sesuai dengan porsinya. Pada akhirnya teknologi adalah sesuatu yang harus dapat kita manfaatkan dengan bijaksana, hingga tidak menjadikan kita justru dikuasai oleh teknologi.

Tulisan ini telah dimuat pada Spontan News diterbitkan oleh Pers Mahasiswa KOMAHI UMY
http://komahi.umy.ac.id/2010/12/fenomena-facebook-manfaat-dan-mudharat.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tolong tuliskan komentar dengan bahasa yang sopan