Selasa, 22 Januari 2013

Usia Empat Puluh Tahun Menurut Pendapat Para Ahli Tafsir


Kurang populernya kalender Hijriah terutama di negeri kita ini membuat banyak hitungan waktu disandarkan pada kalender Masehi yang sebentar lagi berganti ke tahun 2012. Salah satunya adalah perhitungan usia seseorang, sebab catatan sipil pun menggunakan penanggalan Masehi pada Akte Kelahiran.

Berapa pun usia Anda, kita akan sedikit membicarakan tentang usia dewasa yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Ada yang menafsirkan kalimat “balagha asyuddahu”dalam ayat ke-15 surat Al-Ahqaf bermakna mencapai puncak kekuatannya. Ia merupakan kata tunggal atau plural yang tidak memiliki kata tunggal dari kata tersebut. Atau ia merupakan kata plural yang berbeda dengan kata tunggalnya.


Syaikh Husaen Makhluf di dalam kitab tafsirnya tentang ayat tersebut:

“...hingga ketika ia telah mencapai usia dewasa,”  yakni mencapai masa kemapanan kekuatan dan kesempurnaan akal. Ini terjadi kira-kira pada usia 33 tahun karena usia ini merupakan akhir masa pertumbuhan dan perkembangan.

“...dan mencapai usia empat puluh tahun,” yaitu puncak kedewasaan dan akhir usia muda. Ini merupakan usia kenabian menurut pendapat jumhur.
Para ahli tafsir mengatakan, “Usia empat puluh tahun merupakan puncak kesempurnaan akal dan kedewasaan.” Karena itu, para ulama mengatakan, “Tidak ada seorang nabi pun yang diutus sebelum usia empat puluh tahun.” Syaikh Zadah mengatakan, “Orang yang berdoa dalam ayat tersebut meminta tiga hal dari Allah:

a.    Agar Allah menjadikannya sebagai orang yang mensyukuri nikmat.
b.    Agar Allah menjadikannya sebagai orang yang melakukan ketaatan yang diridhai oleh-Nya.
c.    Agar Allah memperbaiki dirinya di dalam keluarganya.
Ini semua merupakan kebahagiaan yang sempurna bagi manusia.”

Di dalam tafsir Al-Wasith yang diterbitkan oleh Asosiasi Penelitian Islam di Al-Azhar disebutkan tafsir firman Allah berikut:
“Dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikan kepadanya hikmah (kenabian) dan pengetahuan. Dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Al-Qashash: 14).

Ketika Allah menyebutkan—prinsip urusan Musa a.s.—Dia menyebutkan bahwa ketika Musa mencapai usia dewasanya serta kematangannya telah sempurna, Allah memberikan hikmah, ilmu, pengetahuan, dan kecerdasan kepadanya. Sebagaimana balasan yang diberikan kepada Musa dan ibunya, Allah juga memberikan balasan yang sepadan bagi orang-orang yang berbuat baik atas kebaikan mereka.

Para ahli tafsir berbeda pendapat tentang masa seseorang mencapai usia dewasa dan matang.  Ibnu Abid Dunya meriwayatkan dari jalur Al-Kalbi  dari Ibnu Abbad bahwa ia berkata, “Usia dewasa adalah usia antara 18-30 tahun. Sedangkan usia matang adalah usia antara 30-40 tahun.”

Ibnu Humaid meriwayatkan dari Mujahid bahwa ia berkata, “Usia dewasa adalah usia 33 tahun, sedangkan usia matang adalah 40 tahun.” Ini merupakan riwayat dari Ibnu Abbas.
Az-Zujaj menukilkan bahwa usia dewasa adalah usia antara 30-40 tahun. Dan sebagian ahli tafsir memilih pendapat ini karena sesuai dengan firman Allah Ta’ala, “Hingga ketika telah mencapai usia dewasa dan mencapai usia empat puluh tahun.” Sebab, orang dalam ayat tersebut merasa bahwa Allah telah memberikan karunia kepadanya hingga usia empat puluh tahun.

Pendapat yang benar, usia dewasa itu pada dasarnya ialah berakhir pada batas kekuatan. Itulah waktu pertumbuhan menjadi sempurna dan berada pada puncaknya. Sedangkan masa matang adalah masa kesempurnaan dan kematangan akal. Kematangan ini terjadi berbeda-beda sesuai dengan perbedaan iklim, masa, dan keadaan.

Oleh karena itu, banyak penafsiran yang berbeda di kitab-kitab bahasa dan tafsir. Apa pun interpretasinya, tidak ada setelah kesempurnaan dan kematangan itu selain kekurangan karena badan menjadi sarang banyak penyakit. Penantian kita di usia tersebut seolah-olah berada dalam kegelapan dekade kelima. Semoga saja sudah banyak bekal sebelum kita mencapai usia itu. Wallahu a’lam.(a.ahmad)
http://www.alamislam.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tolong tuliskan komentar dengan bahasa yang sopan